Contoh dan Filosofi Tembang Mocopat Asmaradhana
Selamat datang kembali di blog / atau website intanpari.com semoga ketika sedang membaca artikel ini selalu dalam keaadaan sehat dan selalu dalam lindungan TUHAN YANG MAHA ESA. kali ini cuman ingin membuat sedikit artikel tentang tembang Mocopat Asmaradhana, dari bahasanya sendiri kalau kita sebagai orang jawa sudah tahu pastinya bahwa tembang ini menceritakan tentang asmara.
Baiklah jadi tembang Mocopat Asmaradhana memang diciptakan untuk mereka-mereka orang yang sedang di mabuk asmara atau cinta. tembang yang menceritakan fase -fase masa remaja manusia saat sedang merasakan jatuh cinta atau mulai mengenal perasaan rasa asmara kepada lawan jensnya.
Akan tetapi bukan hanya menceritakan tentang asamara dari sepasang lawan jenis akan tetapi juga menceritakan rasa cinta terhadap sesama manusia seperti keluarga dan rasa cinta terhadap TUHAN YANG MAHA ESA. Tembang Asmaradhana sendiri berasal dari kata "Asmaro" yang berarti cinta dan "Dahana" yang artinya berapi-api dan digabungkan menjadi Asmaradhana.
Dalam setiap tembang Asmaradhana yang diciptakan selalu memilili 7 baik / larik kalimat dalam mocopat disebut Guru Gatra ( Jumlah bait/larik kalimat dalam setiap tembang ) dan mempunyai Guru Lagu a, i, e, a, a, u, a dan Guru Wilangan 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8
Guru Wilangan : Jumlah Suku Kata yang terdapat terdapat dalam tiap larik kalimat
Guru Gatra : Jumlah Kalimat dalam setiap bait tembang
Guru Lagu : Huruf vokal terakhir di setiap larik kalimat.
Dan berikut dibawah ini contoh Tembang Asmaradhana dan Artinya
(Rangga Warsita, Serat Jayengbaya)
Kidung kedresaning kapti,Nyanyian kesungguhan hati,
Yayah nglamong tanpa mangsa,Seolah meracau tanpa kenal waktu,
Hingan silarja jatine,Hingga keselamatan yang paling hakiki,
Satata samaptaptinya,Selalu siap hatinya,
Raket rakiting ruksa,Menghadapi rangkaian gangguan,
Tahan tumaneming siku,Kuat menghadapi kemarahan,
Karasuk sakeh kasrakat.Menerima semua penderitaan.
----------------------------------------------------------------
(Jaya Baya, Ramalan Musabar)
Kitab Musarar inganggit,Kitab Musarar dibuat,
Duk Sang Prabu Joyoboyo,Saat Sang Prabu Jaya baya,
Ing Kediri kadhatone,Di Kediri keratonnya,
Ratu agagah prakosa,Raja yang gagah perkasa,
Tang ana kang malanga,Tidak ada yang berani,
Parang muka samya teluk, Musuh pada takluk,
Pan sami ajrih sedaya.Semua pada takut.
------------------------------------------------------------------
(Jaya Baya, Ramalan Musabar)
Wusnya mangkana winari,Akhirnya ada berita begini,
Lami-lami apeputra,Lama-lama berputra,
Jalu apekik putrane,Lelaki yang tampan,
Apanta sampun diwasa,Setelah beliau dewasa,
Ingadekaken raja,Dijadikan raja,
Pagedhongan tanahipun,Tanahnya di Pagedhongan,
Langkung arja kang negara.Lebih sentosa negaranya
-------------------------------------------------------------------
Baiklah jadi tembang Mocopat Asmaradhana memang diciptakan untuk mereka-mereka orang yang sedang di mabuk asmara atau cinta. tembang yang menceritakan fase -fase masa remaja manusia saat sedang merasakan jatuh cinta atau mulai mengenal perasaan rasa asmara kepada lawan jensnya.
Foto By Intanpari.com |
Akan tetapi bukan hanya menceritakan tentang asamara dari sepasang lawan jenis akan tetapi juga menceritakan rasa cinta terhadap sesama manusia seperti keluarga dan rasa cinta terhadap TUHAN YANG MAHA ESA. Tembang Asmaradhana sendiri berasal dari kata "Asmaro" yang berarti cinta dan "Dahana" yang artinya berapi-api dan digabungkan menjadi Asmaradhana.
Dalam setiap tembang Asmaradhana yang diciptakan selalu memilili 7 baik / larik kalimat dalam mocopat disebut Guru Gatra ( Jumlah bait/larik kalimat dalam setiap tembang ) dan mempunyai Guru Lagu a, i, e, a, a, u, a dan Guru Wilangan 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8
Guru Wilangan : Jumlah Suku Kata yang terdapat terdapat dalam tiap larik kalimat
Guru Gatra : Jumlah Kalimat dalam setiap bait tembang
Guru Lagu : Huruf vokal terakhir di setiap larik kalimat.
Dan berikut dibawah ini contoh Tembang Asmaradhana dan Artinya
(Rangga Warsita, Serat Jayengbaya)
Kidung kedresaning kapti,Nyanyian kesungguhan hati,
Yayah nglamong tanpa mangsa,Seolah meracau tanpa kenal waktu,
Hingan silarja jatine,Hingga keselamatan yang paling hakiki,
Satata samaptaptinya,Selalu siap hatinya,
Raket rakiting ruksa,Menghadapi rangkaian gangguan,
Tahan tumaneming siku,Kuat menghadapi kemarahan,
Karasuk sakeh kasrakat.Menerima semua penderitaan.
----------------------------------------------------------------
(Jaya Baya, Ramalan Musabar)
Kitab Musarar inganggit,Kitab Musarar dibuat,
Duk Sang Prabu Joyoboyo,Saat Sang Prabu Jaya baya,
Ing Kediri kadhatone,Di Kediri keratonnya,
Ratu agagah prakosa,Raja yang gagah perkasa,
Tang ana kang malanga,Tidak ada yang berani,
Parang muka samya teluk, Musuh pada takluk,
Pan sami ajrih sedaya.Semua pada takut.
------------------------------------------------------------------
(Jaya Baya, Ramalan Musabar)
Wusnya mangkana winari,Akhirnya ada berita begini,
Lami-lami apeputra,Lama-lama berputra,
Jalu apekik putrane,Lelaki yang tampan,
Apanta sampun diwasa,Setelah beliau dewasa,
Ingadekaken raja,Dijadikan raja,
Pagedhongan tanahipun,Tanahnya di Pagedhongan,
Langkung arja kang negara.Lebih sentosa negaranya
-------------------------------------------------------------------
Posting Komentar untuk "Contoh dan Filosofi Tembang Mocopat Asmaradhana"